Pada Ramadhan 2021, pemerintah melalui Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam konfrensi pers usai rapat terbatas di Istana Negara resmi mengumumkan diperbolehkannya ibadah shalat tarawih berjamaah di luar rumah dengan ketentuan harus menjalankan protokol kesehatan, pakai masker, cek suhu dan ketentuan lainnya. (5/4/2021). Saat itu tak ada seorang pun dari umat Islam yang protes pada Pak Muhadjir Effendy bahkan disambut baik oleh masyarakat. Selain substansi dari isi pengumumannya yang menggembirakan saat itu, juga karena Pak Muhajir mantan Rektor Muhammadiyah yang tentu tak diragukan lagi kapasitas keislaman dan keilmuannya.
Namun saat Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan yang mensyaratkan umat Islam saat ibadah salat Tarawih di masjid harus sudah menerima vaksin booster. Hal itu menimbukan menimbulkan reaksi para tokoh, termasuk Ketua KNPI Haris Pertama. Melalui akun twitternya @knpiharis melontarkan protes kerasnya. "Setiap masuk bulan Ramadhan selalu saja begini, urus saja urusanmu yang lain pak, jangan campuri ibadah kami umat muslim," kata Haris Pertama pada Jumat, 25 Maret 2022.
"Kemarin di Mandalika apakah sudah booster semua???" protes Haris lagi.
"Ingat pak, kau bukan PRESIDEN, semua urusan mau kau atur," ketus Haris Pertama. (Seputar Tangsel.com/Sabtu, 26 Maret 2022)
Protes yang disampaikan saudara Haris itu bisa kita mafhumi. Pertama,memang aneh jika di Mandalika penonton dibebaskan berdesak-desakan tanpa harus dengan embel-embel sudah booster atau belum tapi pas shalat tarawih boleh rapat tapi harus booster. Kedua, Pak Luhut bukan seorang muslim, dan tentu tak elok bahkan mengundang tanda tanya dikalangan umat Islam, seorang Pak Luhut yang non muslim bisa mengatur ibadah umat Islam sebagai mayoritas di negeri ini.
Di warung-warung kopi, di pelataran masjid penulis pernah mendengar ada seseorang yang menerawang bahwa meskipun shalat tarawih diperbolehkan berjamaah dengan shaf rapat pasti akan ada embel-embel lain entahlah, dan ternyata sekarang terbukti yakni harus sudah booster.
Sebenarnya untuk menghimbau masyarakat untuk segera divaksin booster tentu adalah kewajiban dari pemerintah dan sudah seharusnya diapresiasi oleh seluruh masyarakat tetapi tak mesti dihubungkan dengan shalat tarawih sebab yang ada justru menimbukan rasa sakit di kalangan umat Islam apalagi yang menyampaikannya Pak Luhut yang bukan muslim. Umat Islam sebagai penduduk mayoritas seperti sedang diperlakukan tidak adil, dan tentu ini tidak baik sebab bisa menimbulkan kekhawatiran, keresahan dan kegaduhan.
Penulis sebagai orang yang pernah aktif di KNPI dan sebagai seorang muslim ingin menyampaikan apresiasi yang setingi-tinggi pada Bung Haris atas keberanian mengungkapkan protesnya paling tidak Bung Haris sudah menunjukan kepada kami sebagai Tokoh Muda yang berani menyampaikan protes pada Pak Luhut yang sebenarnya juga protes dari banyak orang dikalangan umat Islam termasuk penulis namun hanya tersimpan di hati tak seberani Bung Haris. Salut dan Bravo Bung Haris.
Oleh : IDAT MUSTARI
*Penulis Pemerhati Sosial dan Agama dan Pengurus Pemuda Pancasila Jawa Barat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar